- Hakikat Konsep Dasar IPS
Pada
kenyataannya, perkembangan hidup seseorang mulai dari saat ia lahir sampai
menjadi dewasa tidak dapat terlepas dari masyarakat. Kehidupan sosial manusia
di masyarakat meliputi aspek-aspek hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya,
sejarah, geografi, dan politik. Karena setiap aspek kehidupan sosial itu
mencakup lingkup yang luas, maka cara mempelajari dan mengkajinya harus
menggunakan bidang-bidang ilmu yang khusus. Melalui ilmu-ilmu sosial itu pula
dikembangkan bidang-bidang ilmu tertentu sesuai dengan aspek kehidupan sosial
masing-masing.
Dalam
bidang pengetahuan sosial ada 3 istilah yang sudah biasa kita dengar, yaitu:
- Ilmu Sosial ( Social Science)
Pendekatan
yang digunakan dalam Ilmu Sosial bersifat Interdisipliner yaitu hanya ditinjau
dari satu rumpun pelajaran saja. Contohnya disiplin Ilmu Antropologi.
- Studi Sosial (Social Studies)
Studi
sosial bukanlah suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis, tetapi
merupakan suatu bidang yang mengkaji tentang gejala dan masalah sosial yang
terjadi pada masyarakat. Karena bukan merupakan bidang keilmuan kerangka
kerja Studi Sosial ini tidak menekankan pada bidang teoritis, namun lebih
kepada bidang-bidang praktis. Pendekatan yang digunakan dalam Studi Sosial
bersifat Interdisipliner atau bersifat Multidispliner dengan menggunakan
berbagai bidang keilmuan. Studi Sosial sifatnya lebih mendasar karena dapat
disajikan kepada tingkat yang lebih rendah, mulai dari tingkat Sekolah Dasar
sampai ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS
lebih menekankan kepada pendekatan Multidisipliner atau Interdisipliner dari
bidang ilmunya masing-masing. Yaitu pendekatan yang komprehensif dari berbagai
rumpun pelajaran. Seperti Ilmu Hukum, Ilmu Politik, Ilmu Ekonomi, Ilmu Sosial
lain seperti Geografi, Sejarah, Antropologi, dan lainnya. Topik-topik dalam IPS
dapat dimanipulasi menjadi suatu isu, pertanyaan atau permasalahan yang
bersudut pandang Interdisiplin. Misalnya, didalam Geografi tentang pencemaran
lingkungan, dampak dari pencemaran lingkungan ini dapat dikaji secara Ekonomi,
Sosial Kemasyarakatan, Politik, Hukum, dan lainnya.
Dalam
hal ini kita dapat melihat keseluruhan IPS sebagai sarana pendidikan yang
memaparkan manusia didalam segi tiga waktu-ruang-hidup. Sebagaimana studi
Sejarah yang membicarakan "Man in Time", Geografi
membicarakan "Man in Space"dan gabungan dari Sosiologi,
Antropologi, Ekonomi, dan Tata Negara yang membicarakan "Man in
Life." Apabila digambarkan hubungan ketiganya adalah transmisi
budaya, adaptasi ekologis, dan perjuangan hidup.
Selain
ke-3 istilah diatas, ada istilah lain yang kadang-kadang digunakan dalam
menyebut bidang studi IPS yaitu: Social Education dan Social Learning. Kedua
istilah ini menurut Cheppy lebih menitikberatkan kepada
berbagai pengalaman di sekolah yang dipandang dapat membantu anak didik mampu
bersosialisasi di masyarakat.
Terdapat
perbedaan antara Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai bidang studi dengan
disiplin Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciences), antara lain:
- IPS bukan sebagai disiplin ilmu
seperti Ilmu-ilmu Sosial (IIS), tetapi IPS lebih tepat sebagai suatu
bidang kajian. Yaitu kajian tentang masalah-masalah kemasyarakatan.
- Pendekatan yang dilakukan IPS
adalah pendekatan Multidisipliner atau Interdisipliner, sedangkan IIS
menggunakan pendekatan disiplin ilmu atau Monodisiplin.
- IPS sengaja dirancang untuk
kepentingan pendidikan, karena itu keberadaannya lebih memfokuskan pada
dunia persekolahan. Sedangkan IIS keberadaannya bisa di dunia
persekolahan, perguruan tinggi, bahkan juga dipelajari di masyarakat umum.
- IPS disamping menggunakan IIS
sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran, dilengkapi dengan
mempertimbangkan aspek psikologis-pedagogis. Selain itu IPS juga sangat
memperhatikan dan mempertimbangkan kemanfaatan, urutan, dan ruang lingkup
bahan bagi setiap peserta didik dalam hidup dan untuk mempersiapkan
kehidupannya kelak. Tidak seperti halnya IIS yang tidak mempermasalahkan
pertimbangan-pertimbangan tersebut.
Pembelajaran IPS di sekolah bertujuan
untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat digunakan sebagai
kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau sosial serta mampu mengambil
keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan sehingga ia
sadar akan tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa,
dan negara.
- Karakteristik Konsep Dasar IPS
Tujuan
utama setiap pembelajaran Ilmu Sosial adalah membentuk warrga negara yang baik
(Good Citizenship), demikian pula IPS memiliki tujuan yang sama, namun dalam
proses penyajiannya IPS memiliki karakteristik tersendiri, dalam arti tidak
sama dengan karakteristik Ilmu-ilmu Sosial. Walaupun demikian, keberadaan
Ilmu-ilmu Sosial tidak dapat dipisahkan dari IPS karena konsep-konsep Ilmu
Sosial merupakan sumber utama bagi pengembangan materi pembelajaran IPS.
Ruang
lingkup IPS tidak lain adalah kehidupan sosial manusia di masyarakat.
Masyarakat inilah yang menjadi sumber utama IPS. Aspek kehidupan sosial apapun
yang kita pelajari, apakah itu hubungan sosial, Ekonomi, Budaya, Kejiwaan,
Sejarah, Geografi, atau Politik bersumber dari masyarakat. Oleh karena itu,
tugas seorang pembelajar adalah membelajarkan peserta didik dalam rangka
meningkatkan kompetensi yang telah para peserta didik miliki. Hal ini
mengandung arti bahwa peserta didik telah memiliki pengetahuan masing-masing
sesuai dengan pengalaman dan penghayatannya selama mereka tinggal di
masyarakat. Dalam upaya memanusiakan manusia (peserta didik) proses pembelajaran
pendidikan IPS dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat usia peserta didik masing-masing.
Ada
3 aspek yang dikaji dalam proses pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
yaitu:
- Memeberikan berbagai pengertian yang
mendasar (Kognitif)
- Melatih berbagai keterampilan
(Psikomotor)
- Mengembangkan sikap moral yang
dibutuhkan (Apektif)
Karakteristik
IPS diantaranya :
- Integrated (terpadu)
- Interdisipliner (dapat dikaji dari
satu bidang ilmu pengetahuan)
- Multidisipliner (dapat dikaji dari
berbagai bidang keilmuan/rumpun pelajaran)
- Psiko pedagogis (kajian IPS harus
mempertimbangkan kemampuan berfikir siswa dengan memperhatikan Psikologi
perkembangan mereka.
- Cross disipliner (menyilangkan satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran lain yang relevan)
- Social learning (dalam IPS harus
ada aspek ilmu yang bisa dipelajari)
- Social education (dalam IPS harus
ada ilmu yang bisa diambil)
- Synthetic discipline
- Scientific boundary line
- Kajian Sistematika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar